Thursday 1 August 2019

Cement Quality


Pada industri manufaktur kualitas adalah harga mati. Karena dengan menjaga kualitas produk yang dipasarkan berarti menjaga eksistensi produk itu sendiri. Dengan produk yang berkualitas maka produk yang dihasilkan akan diterima dengan baik oleh pasar dan akan membentuk pelanggan yang loyal. Oleh sebab itu pada industri semen ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menjaga agar semen yang diproduksi sesuai dengan standar mutu melalui proses yang efisien.

Di industri semen ada 2 departemen yang bertugas secara langsung untuk menjaga kualitas semen itu sendiri yaitu departemen Produksi dan departemen Quality. Di departemen quality melakukan riset untuk meramu komposisi semen yang sesuai SNI dan menentukan target yang harus dicapai seperti kehalusan semen (fineness) serta menganalisa material yang sesuai spesifikasi dan berkordinasi dengan procurement untuk pengadaan material. Sedangkan departemen produksi menjaga parameter operasi agar target dari quality bisa tercapai.

"In a increasingly competitive market where cement companies vie for customer satisfaction and retention, quality control becomes ever more important"


To produce high quality cement of low variability, it is essensial to have uniformly-burned clinker of consistent chemical composition. Strenght development of mortar and concrete depends upon six principal cement factors:


  • chemical composition
  • clinker mineralogy and burning conditions
  • fineness - blaine and particel size distribution
  • retardation - mainly sulphate form and activity (note that most, but not all synthetic gypsum are satisfactory for set control)
  • dilution of activate components
  • pre-hydarion of hydraulic components

Pada tulisan kali ini kita hanya akan membahas kehalusan semen (fineness) dan fungsi retarder pada semen.

1. Blaine 
Menyatakan ukuran kehalusan semen sebagai hasil dari perbandingan antara luas permukaan semen terhadap berat semen. Blaine dinyatakan dalam satuan cm2/gram.


specific surface area measured by air permeability through compressed powder.

alat uji blaine

Disinilah peranan tim produksi untuk terus mengontrol dan menjaga parameter operasi agar target blaine dari tim quality terus terjaga dan konsisten. Adapun parameter blaine yang ditargetkan yaitu 4500 cm2/gram semakin tinggi blaine maka semakin halus semen. Quality control akan secara rutin setiap jam mengontrol blaine dan menginformasikan ke operator ccr pencapaian blaine apabila tercapai maka parameter hanya perlu dipertahankan tetapi apabila produk out of spec. maka segera dilakukan maintain parameter operasi untuk mendapatkan blaine yang sesuai sasaran mutu.

Mengapa penting menjaga blaine agar tetap sesuai target, karena akan mempengaruhi parameter kualitas semen itu sendiri seperti berikut ini:

·         Kuat tekan (strenght)
Semakin tinggi tingkat kehalusan semen makan kuat tekannya pun akan ikut meningkat, begitu pula sebaliknya. Karena semakin halus semen maka luas permukaan menjadi lebih besar sehingga mampu menutup rongga-rongga dengan rapat.
·         Bleeding / shrinkage
Peristiwa dimana air naik kepermukaan semen setelah diaplikasikan. Semakin halus semen maka struktur yang terbentuk akan semakin rapat sehingga air tidak memungkinkan untuk merembes ke permukaan.
·         Hydarasi & setting time
Peristiwa dimana waktu pengikatan semen setelah kontak dengan air. Semakin halus semen maka hydrasi dan setting time (waktu pengerasan)akan menjadi lebih cepat. Hal ini disebabkan karena semen yang halus memiliki luas penampang yang besar sehingga proses berekasinya setelah bercampur air akan semakin cepat.

Namun perlu diperhatikan bahwa kehalusan semen yang terlalu tinggi berdampak pada proses pengantongan semen dipacker menjadi tidak efisien. Sehingga kehalusan semen perlu dibatasi sesuai dengan kebutuhan.

2. Residu
Menyatakan kehalusan semen sebagai hasil dari berat semen yang tidak lolos dari alat ayak dengan menggunakan saringan 45 mikron. Residu dinyatan dalam satuan %.

45 mikron residu by wet sieving

alat uji residu
Residu adalah kebalikan dari blaine. Semakin besar residu makan semakin kasar semen begitu pula dengan sebaliknya. Tim quality control akan secara rutin setiap 2 jam sekali mengontrol residu semen. Adapun proses pengendalian residu apabila out of spec. hampir sama dengan proses pengendalian blaine selama proses produksi. Adapun target residu dari tim quality control adalah max. 12 %

3. Retardation
Untuk fungsi retarder semen yang perlu dikontrol adalah % SO3 yang diperoleh dari pemakaian gypsum. Pada pemakaian dosis gypsum yang sedikit akan berdampak pada semen menjadi cepat mengeras (quick set), sedangkan apabila dosisnya terlalu banyak maka akan berdampak pada semen lama mengeras (false set), jadi pemakain material gypsum harus sesuai dengan dosisnya mengingat peranannya yang sangat krusial. Akurasi mesin penimbang proporsi (weight feedersangat penting untuk menjaga % SO3 yang diharapkan.

unbalance between C3A and sulphate availability can cause flash set and false set

good control of setting time is arhived by matching C3A reactivity with sulphate avaibility

Perlu juga diperhatikan penambahan gypsum yang terlalu banyak berdampak pada meningkatnya peluang retak pada proses pengaplikasian semen, hal ini disebabkan karena % SO3  yang bereaksi dengan C3A membentuk senyawa ettringite. Apabila % SO3 meningkat maka volume senyawa ettringite juga menjadi besar sehingga memicu terjadinya pemuaian.


No comments:

Post a Comment