Wednesday 31 July 2019

Material Cement Mill




Pada proses pembuatan semen terdiri dari beberapa bahan baku baik itu bahan baku utama maupun bahan baku tambahan yang akan digiling bersamaan didalam cement mill menjadi satu kesatuan.

Adapun material penyusun semen yaitu:

a.   Clinker
Adalah material setengah jadi yang merupakan hasil pembakaran dikiln yang mengandung 4 mineral utama yaitu:
Ø  C2S Dikalsium silikat , senyawa ini berperan sebagai activator let strength pada kuat tekan akhir semen diumur 28 hari.
Ø  C3S Trikalsium silikat, senyawa ini berperan sebagai aktivator early strenght dan supporter let strength pada kuat tekan awal semen diumur 1-28 hari.
Ø  C3A Trikalsium aluminat, senyawa ini berperan sebagai activator hydration dengan adanya senyawa ini maka proses pengerasan semen akan terjadi.
Ø  C4AF Tertrakalsium aluminoferrit, senyawa ini berperan sebagai darkish yang member warna gelap pada semen.



clinker


b.   Mineral Additives(Limestone, pozzolans, fly ash, slag)
Limestone adalah material yang diperoleh dari hasil penambangan batu kapur. Fungsi penambahan limestone pada proses pembuatan semen adalah untuk efisiensi pemakaian clinker dan menambah massa campuran produk semen. Pemilihan limestone untuk untuk bahan tambahan pada produk semen karena material limestone lebih mudah digiling sehingga menghasilkan kehalusan yang tinggi yang akan membantu mengisi rongga-rongga pada struktur bangunan saat digunakan. Selain itu dengan kehalusan yang tinggi pada campuran semen akan membantu peningkatan kuat tekan semen. Untuk pemilihan jenis limestone yang digunakan pada cement mill yaitu yang memiliki kadar CaO yang lebih tinggi, serta kandungan admixture dan kadar pengotornya . Adapun material tambahan lain yaitu pozolanic material yang mempunyai sifat hidrolis yang terpendam yang dapat bereaksi dengan limestone.

limestone

c.   Gypsum
Material gypsum terdiri dari 2 jenis yaitu gypsum sintetis dan gypsum natural. Kedua jenis gypsum tersebut bisa digunakan pada proses pembuatan semen sesuai dengan kebutuhan. Tetapi yang dominan digunakan adalah jenis gypsum natural yang diperoleh dari hasil penambangan. Fungsi gypsum yaitu sebagai retarder tujuannya untuk mengatur waktu pengerasan semen setelah bereaksi dengan air. Material gypsum yang ditambahkan pada proses pembuatan semen nantinya akan mengikat C3A agar supaya tidak aktif sementara sehingga waktu pengerasan semen bisa diperlama. 


gypsum


d.  Waterspray
Merupakan air yang ditambahkan dalam proses penggilingan semen. Fungsi air pada proses penggilingan adalah selain untuk menjaga parameter operasi agar tetap stabil tetapi juga untuk mengontrol temperatur semen sesuai standar. Mengapa temperature semen perlu dijaga, sebab temperature semen yang terlalu tinggi akan membuat gypsum kehilangan kadar airnya (dehydrate) bila sampai gypsum kehilangan molekul airnya maka fungsi gypsum sebagai retarder menjadi tidak berguna.

water tank

e.      Grinding Aid (quality modifiers)

Merupakan senyawa kimia (ethylene glycol-based and triethanolamine-based) yang berbentuk larutan yang diinjeksikan kedalam proses penggilingan semen dengan tujuan untuk membuat bahan baku utama semen (clinker) menjadi lebih reaktif baik secara penggilingan maupun pada proses pengaplikasiannya. Sehingga proses produksi menjadi lebih efisien dan yang pastinya akan memberikan efek pada kuat tekan semen (strength) dan waktu pengikatanya dengan air (setting time).


cga

No comments:

Post a Comment