Pada proses pembuatan semen terdiri dari beberapa bahan baku baik itu bahan baku utama maupun bahan baku tambahan yang akan digiling bersamaan didalam cement mill menjadi satu kesatuan.
Adapun material penyusun
semen yaitu:
a.
Clinker
Adalah material setengah jadi yang
merupakan hasil pembakaran dikiln yang mengandung 4 mineral utama yaitu:
Ø
C2S Dikalsium
silikat , senyawa ini berperan sebagai activator let strength pada kuat tekan akhir
semen diumur 28 hari.
Ø
C3S Trikalsium
silikat, senyawa ini berperan sebagai aktivator early strenght dan supporter
let strength pada kuat tekan awal semen diumur 1-28 hari.
Ø
C3A Trikalsium
aluminat, senyawa ini berperan sebagai activator hydration dengan adanya
senyawa ini maka proses pengerasan semen akan terjadi.
Ø
C4AF Tertrakalsium
aluminoferrit, senyawa ini berperan sebagai darkish yang member warna gelap
pada semen.
clinker |
b. Mineral Additives(Limestone,
pozzolans, fly ash, slag)
Limestone adalah material yang
diperoleh dari hasil penambangan batu kapur. Fungsi penambahan limestone pada proses
pembuatan semen adalah untuk efisiensi pemakaian clinker dan menambah massa
campuran produk semen. Pemilihan limestone untuk untuk bahan tambahan pada
produk semen karena material limestone lebih mudah digiling sehingga
menghasilkan kehalusan yang tinggi yang akan membantu mengisi rongga-rongga
pada struktur bangunan saat digunakan. Selain itu dengan kehalusan yang tinggi
pada campuran semen akan membantu peningkatan kuat tekan semen. Untuk pemilihan
jenis limestone yang digunakan pada cement mill yaitu yang memiliki kadar CaO
yang lebih tinggi, serta kandungan admixture dan kadar pengotornya . Adapun material tambahan lain yaitu pozolanic material yang mempunyai sifat hidrolis yang terpendam yang dapat bereaksi dengan limestone.
Material gypsum terdiri dari 2 jenis yaitu gypsum
sintetis dan gypsum natural. Kedua jenis gypsum tersebut bisa digunakan pada
proses pembuatan semen sesuai dengan kebutuhan. Tetapi yang dominan digunakan
adalah jenis gypsum natural yang diperoleh dari hasil penambangan. Fungsi
gypsum yaitu sebagai retarder tujuannya untuk mengatur waktu pengerasan semen
setelah bereaksi dengan air. Material gypsum yang ditambahkan pada proses
pembuatan semen nantinya akan mengikat C3A agar supaya tidak aktif sementara
sehingga waktu pengerasan semen bisa diperlama.
gypsum |
d. Waterspray
Merupakan air yang ditambahkan dalam proses
penggilingan semen. Fungsi air pada proses penggilingan adalah selain untuk
menjaga parameter operasi agar tetap stabil tetapi juga untuk mengontrol temperatur
semen sesuai standar. Mengapa temperature semen perlu dijaga, sebab temperature
semen yang terlalu tinggi akan membuat gypsum kehilangan kadar airnya
(dehydrate) bila sampai gypsum kehilangan molekul airnya maka fungsi gypsum sebagai
retarder menjadi tidak berguna.
e. Grinding Aid (quality modifiers)
Merupakan senyawa kimia (ethylene glycol-based and triethanolamine-based) yang berbentuk larutan yang
diinjeksikan kedalam proses penggilingan semen dengan tujuan untuk membuat
bahan baku utama semen (clinker) menjadi lebih reaktif baik secara penggilingan
maupun pada proses pengaplikasiannya. Sehingga proses produksi menjadi lebih efisien dan yang pastinya akan memberikan efek pada kuat tekan
semen (strength) dan waktu pengikatanya dengan air (setting time).
cga |
No comments:
Post a Comment