Grease adalah pelumas yang dikentalkan dengan bahan sabun atau non sabun agar memenuhi konsistensi/hardness tertentu.
KLASIFIKASI TINGKAT MUTU:
Klasifikasi tingkat mutu grease berdasarkan beberapa pengujian mekanik sebagai berikut:
• Kestabilan shear, penetrasi multistroke (P 10.000 atau P100.000 strokes), ASTM D 217.
• Pengujian Four ball EP (ASTM D 2596) yang mendefinisikan karakteristik Extreme Pressure (load carrying capability).
• Uji keausan dengan menggunakan Four ball wear, ASTM D 2266.
• Karakteristik water washout, ASTM D 1264.
TINGKAT KONSISTENSI :
Sementara sifat alir pelumas didefinisikan dalam tingkat viskositas, sifat alir pada pelumasan grease didefinisikan dalam tingkat konsistensi. Konsistensi pada grease diklasifikasikan oleh National. Lubricating Grease Insitute (NLGI) yang membagi pelumasan grease ke dalam 9 tingkat consistency, dari 000 sampai 6. Semakin besar nomornya, maka makin stabil tingkat konsistensi dan makin keras jenis grease tersebut. Tingkat konsistensi grease NLGI adalah seperti pada tabel di bawah.
PENGENTAL DAN KOMPONEN STRUKTURAL LAINNYA
Grease lumas terdiri atas dua komponen dasar yaitu
thickening agent dan cairan atau base oil dimana thickening agent tersebut tersebar.
Banyak jenis dan
kombinasi thickener dengan base oil, bersama-sama dengan structure
modifier tambahan dan aditif lainnya
yang membentuk formulasi grease dengan
properties tertentu, sebagaimana
dalam disebutkan pada tabel dibawah.
Thickener berbasis simple soap Simple soap, sebagaimana disebutkan pada tabel di bawah, terbentuk ketika asam lemak atau ester, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan, dikombinasikan dengan alkali atau logam alkali tanah dan direaksikan atau dilakukan penyabunan biasanya dengan adanya panas, tekanan atau pengadukan. Alkali atau logam alkali tersebut berada dalam bentuk elemen atau dalam bentuk hidroksida atau oksida. Sifat kestabilan mekanik dan rheological dari formula grease menghasilkan struktur serat yang ditentukan oleh metal soapnya.
Air merupakan produk samping selama proses penyabunan. Selain itu, dari sistem pembuatannya sendiri sudah mengandung sumber air. Sebagian kecil air yang terbentuk saat reaksi saponifikasi dapat ditahan selama proses. Air ini terhidrolisis kemudian membentuk sejumlah metal soap yang setara, yang menghasilkan carboxylic acid bebas yang membantu proses penyebaran molekul sabun (soap molecules). Jumlah air yang lebih besar terkadang dapat diakomodir dalam rangkaian molekul dan menjadi elemen struktural dimana kasus ini sering ditemui dalam grease kalsium yang sederhana.
Konsistensi grease yang berbasiskan sabun seperti pada tabel pada tabel dibawah, tergantung pada parameter yang berkaitan dengan thickener berikut:
• Jumlah sabun
• Panjang rantai substrat rantai asam lemak
• Tingkat percabangan
• Jumlah senyawa tidak jenuh
• Jumlah senyawa polar pada rantai molekul asam lemak
• Adanya senyawa struktur modifier tertent
• Ukuran partikel
Meningkatnya konsentrasi sabun hampir selalu menghasilkan peningkatan konsistensi atau kepadatan. Panjang rantai atom carbon 18 dari substrat asam umumnya optimal. Makin panjang rantai menyebabkan grease makin lunak karena meningkatnya kelarutan minyak, sementara makin pendeknya rantai juga menyebabkan grease makin lunak dikarenakan rendahnya kontak akibat terbatasnya kelarutan minyak. Adanya rantai-rantai cabang menurunkan konsistensi karena rantai tersebut memproduksi struktur kristal yang tidak seragam.
Kelompok yang polar dengan molekul asam memberikan dampak positif dikarenakan ikatan hidrogen antar molekul. Oleh karena itu, asam hidroksistearat merupakan bahan sabun yang populer. Molekul asam lemak tak jenuh tidak dipergunakan sebagai pengental grease karena kelarutannya rendah sehingga menurunkan konsistensi dan dropping point.Konsistensi serta sifat fisik lainnya dari grease yang berbahan dasar sabun dapat dimodifikasi dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang disebut structure modifiers. Sifat polar material ini membantu dalam penyebaran molekul pengental. Ukuran partikel juga merupakan parameter penting yang mempengaruhi konsistensi grease yang berbasiskan sabun. Jika ukuran partikel menjadi kecil maka rasio daerah permukaan terhadap penurunan volume nilai penetrasi cenderung meningkat. Ukuran partikel yang optimal dapat diperoleh dengan mengatur temperatur dengan hati-hati selama proses.Lithium soap: Lithium grease (grease lithium) adalah produk yang berbahan dasar sabun (soap based product) yang terpenting dan setidaknya mencapai 50% produksi grease dalam negeri. Sekitar 60-70% dari grease yang diproduksi di dalam negeri adalah 12-hydroxystearic acid. Grease lithium dibuat dengan melakukan reaksi antara fatty acid atau ester dengan lithium hydroxide dalam mineral oil (pelumas mineral). Grease ini memiliki tekstur yang halus dan berserabut
Keuntungan grease lithium adalah:
• Shear stability yang sangat baik; cocok dipergunakan dalam high-speed plain and rolling-element bearings.
• Dropping points yang tinggi dan stabilitas termal yang baik. temperatur (suhu) operasi maksimum mendekati 140 oC.
• Tahan terhadap air; melawan wash-out dalam mill bearing.
• Perlindungan terhadap karat dan korosi paling tidak setara dengan perlindungan sodium grease.
• Aditif (rust inhibitor, oxidation inhibitor, EP agents) biasanya memperlihatkan respon yang lebih besar daripada sabun jenis lain; oleh karena itu, lithium grease lebih mudah dibuat untuk melayani kondisi dan lingkungan yang khusus.
• Properties perapat yang baik sekali.
Beberapa studi pengental lithium-soap menunjukkan bahwa relatif kurangnya solubility dari soap dalam pelumas mengarah kepada grease lattice structure yang lebih baik, namun sebaliknya menurunkan pemisahan pelumas selama tugasnya.
Complex Soap-Based thickener:
Grease sabun komplek dikembangkan untuk operasi pada temperatur yang lebih tinggi dari peralatan produksi yang moderen. Struktur pengental dibentuk dengan mereaksikan secara serentak turunan asam lemak dan sejumlah senyawa polar yang lain, yang disebut senyawa pengompleks. Contohnya: reaksi 12-hydroxystearic acid dan azelaic acid dengan lithium hydroxide menghasilkan struktur yang lebih kompleks dari pada struktur lithium soap yang sederhana. Senyawa pengompleks biasanya mempunyai berat molekul yang lebih rendah dari pada beratnya turunan asam lemak.Calcium Complex Soap: Calcium complex grease (grease calcium complex) dipergunakan untuk melumasi rolling-element bearing pada suhu antara 172 oC (bandingkan dengan suhu kerja maksimum hanya 90 oC untuk grease calcium soap yang sederhana). Di atas temperatur itu, grease ini mulai mengalami destabilisasi dan dapat melepaskan ketones. Grease-grease ini dibuat dengan mereaksikan campuran asam stearat atau asam 12 hidroksi stearat dan asam organik berberat molekul yang rendah-umumnya asam asetat-yang direaksikan dengan kalsium hidroksida dalam larutan pelumas. Suhu reaksi awal tetap dijaga rendah untuk mencegah penguapan dari senyawa pengompleks. Karena air didorong dalam reaksi, suhu secara pelan-pelan meningkat.Pemakaian asam asetat sebagai senyawa pengompleks digunakan untuk peningkatkan sifat extreme pressure produk jadi. Jika tambahan aditif EP tidak diperlukan, maka nilai beban tinggi timken OK sudah didapat dari senyawa asetatnya. meningkatnya jumlah asam asetat dalam campuran reaktan meningkatkan nilai pembawa beban, tapi sering mengorbankan konsistensi . Grease kompleks dengan kandungan asam asetat tinggi cenderung mengeras.Lithium complex soap: Lithium complex soap dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi dan memberikan jaminan usia pakai yang lebih lama dibandingkan dengan simple-soap sejenis. Secara khusus dropping point di atas 260 oC atau sekitar 80 oC lebih tinggi dari pada dropping point lithium grease yang konvensional. Suhu operasi maksimum untuk lithium complex greases sekitar 175 oC, sementara simple lithium grease umumnya tidak akan dapat beroperasi pada suhu di atas 140 oC.
Alumunium complex soaps: Grease kompleks aluminium secara khusus dibuat dengan mereaksikan suatu campuran fatty acid, benzoic acid dan air dengan alu minum isopropoxide di dalam mineral oil. Jika rasio fatty acid dengan benzoic acid ditingkatkan, maka oil solubility dari pengental complex meningkat tapi stabilitas struktural menurun. Aluminum complex grease dengan komposisi optimal memiliki dropping point mendekati 260oC sementara simple aluminum-soap grease dapat mempunyai dropping point hanya 110 oC.Di samping memiliki properties suhu tinggi yang baik, aluminum complex greases sangat stabil dan mampu menahan pencucian air. Oleh karena itu, grease ini merupakan suatu alternatif yang kompetitif terhadap calcium complex grease untuk lubrikasi rolling bearing element. Kelemahan utama mereka adalah tidak mampu mengantisipasi karat dan korosi dan tidak dapat selalu mudah dikoreksi engan aditif tambahan.
Organic non-Soap thickeners
Polyurea, organic thickener non soap yang paling banyak dipergunakan dibuat dengan mereaksikan isocyanate dengan amines. Secara kimiawi, produk itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Bilamana kelompok asetat digabung dengan rantai polymer,
maka perancangan “polyurea acetate complex” dapat diaplikasikan. Grease polyurea
mempunyai sifat tahan terhadap air dan mempunyai stabilitas thermal yang baik. Karena
daya tahannya, grease
polyurea sering dipergunakan dalam “sealed for life bearing” yang
diisikan sewaktu pemasangan, disumbat selamanya dan diopera sikan tanpa
pelumasan kembali sepanjang usia peralatan normal.Grease polyurea
cenderung lebih mahal dari
pada grease berbasiskan
sabun yang konvensional karena mereka membutuhkan proses yang lebih canggih dan material
yang lebih mahal. Rendahnya sifat
pemompaan grease polyurea
ini membatasi pemakaiannya terutama dalam sistem yang tersentralisasi.
Non-soap thickener : (pengental berbasiskan non soap) lainnya: contoh-contoh dari non soap thickener organik lainnya antara lain garam terepthalic acids, phosporic acids, dan thiophosporic acids, dan phosponic acids; dan polyethylene, polycar bohydrates, dan halogenated polyethylene. thickener ini dipergunakan dalam aplikasi komersial maupun untuk kepentingan akademis.
Inorganic thickeners
Sifat-sifat khusus grease pengental anorganikterutama clays dan silica telah menjadikannya bermanfaat dalam aplikasi khusus yang terus meningkat.
• Clay: Dua jenis clay yaitu montmorillonite group-bentonite dan hectorite adalah thickening agent inorganic yang amat penting. Grease yang berbasiskan material ini dapat digunakan pada suhu yang amat tinggi karena clay tidak mempunyai titik leleh (melting point) dan tidak mudah berubah bentuk menjadi fase lain. Oleh karena itu, clay based greases banyak digunakan untuk aplikasi aerospace (ruang angkasa).
• Silica: Thickening agents yang berbasis silica dibuat dengan menghilangkan sodium silicate yang menyebar dengan baik dengan di-isocyanates atau epoxides. Struktur gel yang dihasilkan berbentuk amorf dan bukan crystalline.Karena toleransinya terhadap radiasi, grease silica yang mengandung fluida dasar aromatik sering dipergunakan untuk melumasi rolling-element bearing pada pembangkit tenaga nuklir .
No comments:
Post a Comment