Friday 4 February 2022

PROSEDURE BLEEDING SISTEM HIDROLIK LOESCHE MILL

  1. Pastikan HSLM pada posisi local mode
  2. Jika pintu mill terbuka, pastikan tidak ada aktifitas didalam mill sebelum memulai bleeding
  3. Buka secara perlahan manual valve no.5.5 sampai pembacaan lifting pressure HSLM cabinet sekitar 10 bar.
  4. Kemudian buka secara perlahan manual valve no. 5.2 sampai pembacaan operating pressure HSLM cabinet sekitar 10 bar
  5. Buka manual valve secara perlahan yang berada disisi atas dan bawah piston sampai udara dalam silinder bebas dan oli keluar tanpa gelembung udara.
  6. Jika tidak ada oli yang keluar  pada saat manual valve pada piston dibuka, berarti oli pressure indikasi low. Maka naikkan operation pressure dan lifting pressure pada HSLM cabinet dengan cara:Tekan tombol increase operation pressure sampai pembacaan pressure gauge sekitar 40 bar.

Thursday 3 February 2022

GEMUK LUMAS (LUBRICATING GREASE )

Grease adalah pelumas yang dikentalkan dengan bahan sabun atau non sabun agar memenuhi konsistensi/hardness tertentu.

KLASIFIKASI TINGKAT MUTU:

Klasifikasi tingkat mutu grease berdasarkan beberapa pengujian mekanik sebagai berikut:

• Kestabilan  shear,  penetrasi  multistroke (P 10.000 atau P100.000 strokes), ASTM D 217.

• Pengujian Four ball EP (ASTM D 2596) yang mendefinisikan   karakteristik   Extreme Pressure (load carrying capability).

• Uji  keausan  dengan  menggunakan  Four ball wear, ASTM D 2266.

• Karakteristik water washout, ASTM D 1264.

TINGKAT KONSISTENSI :

Sementara  sifat  alir  pelumas   didefinisikan dalam  tingkat  viskositas, sifat  alir  pada pelumasan grease didefinisikan dalam   tingkat konsistensi. Konsistensi   pada   grease diklasifikasikan  oleh  National. Lubricating Grease  Insitute   (NLGI)  yang membagi pelumasan   grease    ke    dalam 9  tingkat consistency,  dari  000  sampai  6. Semakin besar  nomornya, maka makin  stabil tingkat  konsistensi  dan makin keras jenis grease  tersebut. Tingkat  konsistensi  grease NLGI  adalah seperti pada tabel di bawah.

TINGKAT VISKOSITAS UNTUK PELUMAS INDUSTRI

International Organization  for Standardization (ISO) mengklasifikasi tingkat viskositas khusus untuk pelumas industri. Manfaat dari sistem ISO ini adalah memberikan keseragaman  tingkat  viskositas alam  “viskositas kinematik pada 40 oC “guna memudahkan seleksi  viskositas  pelumas  industri  untuk aplikasinya.ISO Viscosity Grade (ISO VG) dapat dilihat pada  tabel dibawah.  Sistem  ISO  VG  ini tidak  diperuntukkan    bagi    pelumas mesin    dan  pelumas roda gigi transmisi otomotif.

Wednesday 2 February 2022

OPERATION AND MAINTENANCE AIR COMPRESSOR INGERSOLL RAND

Udara bebas disekitar kita, besaranya berbeda di setiap lokasi bergantung pada temperature, ketinggian dan relative humidity. Terdapat sejumlah udara mengelilingi bumi dan menekan ke bawah dengan besaran yang sama, dipermukaan laut, udara ini mengakibatkan tekanan 14.7 pounds di setiap inch persegi, yang kemudian kita sebut atmospheric pressure. 

Gauge pressure (psig) – tekanan yang terbaca di gauge, ketika kondisi udara bertekanan I atm.Di karenakan tekanan ini selalu tetap maka semua pressure gauge di kalibrasi untuk mengenali tekanan atmosfir ini sebagai nol.

Sistem suatu kompresor udara terdiri dari:

KOMPRESOR UDARA DAN TENAGA PENGERAKNYA 
(AIREND – MAIN MOTOR)



Positive displacement air compressor

Proses kompresi untuk kompresor positive displacement adalah berdasarkan pemampatan volume udara yang kemudian mengakibat naiknya tekanan pada udara tersebut.

Vertical Roller Mills vs Ball Mills


1. Pengantar


Sekitar 110 tahun yang lalu seorang insinyur Denmark, M. Davidsen, mematenkan penemuanya di Prancis sebagai pelopor  teknologi tube mill dengan menggunakan media bola baja (steel balls) untuk penggilingan semen. F.L. Smidth memperoleh hak patennya dan mulai menjual versi yang lebih baik ke seluruh dunia. Untuk industri semen ball mill merupakan penemuan terbaik waktu itu karena hampir 80 tahun menjadi mesin utama untuk penggilingan bahan baku dan batubara, dan sampai pada awal tahun 2000 masih menjadi mesin yang paling banyak digunakan untuk penggilingan semen.

Diawal 1930 - 1960, vertical roller mill mulai diterapkan untuk menggiling bahan baku. Efisiensi penggilingan vertikal roller mill yang dikombinasikan dengan kemampuan untuk mengeringkan (dry), menggiling (grind) dan mengklasifikasikan (classify) dalam satu unit memberikan keuntungan dibandingkan dengan sistem pada penggilingan ball mill. Namun, terlepas dari semua itu, pengaplikasi vertikal roller mill untuk penggilingan semen masih kurang lazim diterapkan, mengingat karakteristik material clinker jauh berbeda dengan raw meal dan coal. Clinker memiliki tingkat abrasif yang tinggi.